Romo Franz Magnis Suseno: Sikap Ananda Sukarlan Mempertajam Permusuhan di Negeri Ini - Hallo gues
welcome to my blog, you can read this article with title Romo Franz Magnis Suseno: Sikap Ananda Sukarlan Mempertajam Permusuhan di Negeri Ini, Happy reading
IMPORTANT, MUST BE READ...
:
Romo Franz Magnis Suseno: Sikap Ananda Sukarlan Mempertajam Permusuhan di Negeri Ini
Title :
Romo Franz Magnis Suseno: Sikap Ananda Sukarlan Mempertajam Permusuhan di Negeri Ini
Read More
Romo Franz Magnis Suseno: Sikap Ananda Sukarlan Mempertajam Permusuhan di Negeri Ini
IMPORTANT, MUST BE READ...
Romo Franz Magniz sangat marah dan kecewa atas kejadian (walkout di kehadiran Gubernur DKI Anies Baswedan) pada perayaan Kanisius. Beliau sempat hadir tapi tidak terlibat dalam kegaduhan tersebut. Beliau sempat menuliskan kemarahannya:
Terman-teman,
Sabtu kemarin jam 21.30 saya masuk ruang di Jakarta-Expo Kemayoran, program 100 tahun Kolese Kanisius. Saya minta perlu datang pas malam-malam alasannya yaitu belum merasa fit. Ruang besar gelap, ada ratusan (seribu lebih?) orang, saya diduduki di baris pertama, di samping Pak Sarwono Kusumaatmadja. Acara masih musik/nyanyi-nyanyi. Kemudian lima orang satu-satu diminta ke panggung, mendapatkan penghargaan, termasuk saya (saya terharu, tetapi hingga sekarang belum paham di mana jasa saya). Masih sebelum program simpulan saya minta diantar pulang alasannya yaitu capai.
Nah, sekarang saya gres tahu ada “kejadian Anies”. Berhubung saya, secara tak langsung, terlibat, saya mau memberi pendapat saya.
Pertama, saya anggap sangat sempurna Panitia Perayaan mengundang Gubernur DKI dan senang bahwa Gupernur memang datang. Wajar itu pada perayaan 100 tahun sebuah sekolah ternama di ibukota.
Kedua. Namun apa yang terjadi kemudian – bukan salah Panitia! – menurut saya memalukan dan sangat saya sesalkan. Yaitu, begitu Gubernur bicara, sebagian besar hadirin, mengikuti Bapak Ananda Sukarlan, meninggalkan ruang. Andaikata Gubernur mengatakan sesuatu yang tidak senonoh / jahat / menghina, walkout dapat dibenarkan. Tetapi walkout kemarin menyampaikan permusuhan terhadap pribadi Gubernur merupakan suatu penghinaan publik. Kok bisa? Di negara mana pun, di luar pertemuan polltik, hal itu jarang terjadi. Saya kutip Saudara Abdillah Toha: apakah, dengan kejadian ini diviralkan, “justru tidak menjadi counter productive dan akan mempertajam permusuhan di negeri yang sudah rentan intoleransi itu?”
Ketiga. Anies yaitu Gubernur sah DKI, dipilih secara demokratis oleh suatu dominan meyakinkan. Politisi mana di dunia yang dapat diterima jikalau ukuran ibarat yang dipasang terhadap Anies diterapkan pada mereka?. Betul, ucapan hal “pribumi” pantas ditegur – dan sudah banyak ditegur, – tetapi gubernur macam apa Anies nanti, harus ditunggu dulu. Amat disayangkan bahwa sebagian akseptor menggunakan kesempatan seratus tahun Kanisius untuk menyampaikan permusuhan terhadap Gubernur DKI.
Keempat. Masih hal Anies. Bukankah sikap yang benar adalah: beri dia kesempatan untuk menunjukan diri?. Kita Kristen tidak mampu memilih negara di mana kita hidup. 57 persen pemilih Jakarta memilih Anies. Umpamanya Habib Rizieq Shihab dipilih gupernur, kita juga harus dapat hidup dengan beliau. Kolese Kanisius harus menjalankan misinya dengan pemerintaan DKI mana saja, dan saya perkirakan bahwa justru alasannya yaitu itu Panitia mengundang Pak Anies.
Kelima. Saudara Ananda Sukarlan berhak menolak Anies. Sebagai seorang Muslim ia tidak perlu dicurigai bersikap sektarian. Namun saya tetap tidak dapat menyetujui kelakuannya. Tamu harus dihormati, tamu datang alasannya yaitu diundang panitia, maka semua yang ikut usul panitia, harus menghormati tamu pun pula jikalau secara pribadi tidak menyetujuinya. Silahkan panitia dikritik. Tetapi menginisiasikan suatau demonstrasi penghinaan terbuka terhadap Gubernur DKI saya anggap penyalahgunaan kesempatan.
Kelima. Rupa-rupanya – saya tidak mendapat teksnya – Saudara Ananda juga mengritik bahwa Romo Provinsial Sunu Hardiyanta “basa-basi” saja. Kalau yang dimaksud bahwa Romo Provinsial tidak mengambil sikap politis terhadap Anies dan macam-macam kecenderungan primordial, melainkan “hanya” menghargai apa yang sudah dilakukan Kanisius serta mengharapkan bahwa Kanisius terus meningkatkan kualitasnya dan terus menghasilkan manusia-manusia Indonesia bermutu: Itu bukan basa-basi, itu yang saya harapkan provinsial mengatakannya. Kanisius diperlukan menjalankan misinya di masa depan juga kalau, barangkali, situasi menjadi lebih sulit. Kiranya justru sempurna yang dikatakan Romo Provinsial.
Akhirnya, supaya Kanisius mampu maju terus, dan terus diterima baik oleh masyarakat Jakarta.
Franz Magnis-Suseno SJ
IMPORTANT, MUST BE READ...
Thank for your attention Romo Franz Magnis Suseno: Sikap Ananda Sukarlan Mempertajam Permusuhan di Negeri Ini
my blog Romo Franz Magnis Suseno: Sikap Ananda Sukarlan Mempertajam Permusuhan di Negeri Ini, Have a nice day.
0 Response to "Romo Franz Magnis Suseno: Sikap Ananda Sukarlan Mempertajam Permusuhan di Negeri Ini"
Posting Komentar