Aktivis - Tokoh Tionghoa: Ananda Sukarlan is a Whimper! Ananda Sukarlan yang Kurang Ajar !

Aktivis - Tokoh Tionghoa: Ananda Sukarlan is a Whimper! Ananda Sukarlan yang Kurang Ajar ! - Hallo gues welcome to my blog, you can read this article with title Aktivis - Tokoh Tionghoa: Ananda Sukarlan is a Whimper! Ananda Sukarlan yang Kurang Ajar !, Happy reading

IMPORTANT, MUST BE READ... : Aktivis - Tokoh Tionghoa: Ananda Sukarlan is a Whimper! Ananda Sukarlan yang Kurang Ajar !
Title : Aktivis - Tokoh Tionghoa: Ananda Sukarlan is a Whimper! Ananda Sukarlan yang Kurang Ajar !

Read More


Aktivis - Tokoh Tionghoa: Ananda Sukarlan is a Whimper! Ananda Sukarlan yang Kurang Ajar !

IMPORTANT, MUST BE READ...

Aktivis Tionghoa: Ananda Sukarlan is a Whimper!

Facial tics disorder are uncontrollable spasms in the face. Misalnya, rapid eye blinking. Mata kedip-kedip. Disorder ini biasa disebut mimic spasms.
Symptom itu saya lihat ada pada gerak-gerik Ananda Sukarlan. Ditambah gejala “Salah Bantal”. Itu tampak pada lehernya yang kaku.
Ananda Sukarlan ialah pianis ngetop. Di program 90 tahun Kolese Kanisius (11 November), dia walk out (boikot) dikala Gubernur Anies Baswedan pidato. Dia gres masuk kembali setelah pidato Anies selesai.

Dalam pidato singkatnya, dengan mata kedip-kedip dan leher patah-patah, Ananda Sukarlan mengkritik ‘entah siapa’ yang mengundang Anies.
Indirectly, Ananda Sukarlan menuding Anies menang pilkada dengan cara-cara yang berbeda dengan yang diajarkan di Kanisius. Entah apa maksudnya.

Jelas, Ananda Sukarlan belum move on. Dia ngga sadar bila Ahok memicu agresi besar Umat Islam dari seluruh Indonesia. Pasca Ahok menoda Surah Al Maidah 51. Manuver politik Ananda Suparlan dikecam Eros Jarot, Yap Hong Gie (Angkatan 72) dan Agus Lenon, Aktifis 78.
Yap Hong Gie bilang sikap politik Ananda Sukarlan didasari jiwa kerdil dan limited knowledge.
Publik mulai muak dengan ulah Ahoker gagal move on. Ananda Suparlan sebaiknya sadar, Anies didukung lebih banyak didominasi warga Jakarta.
Stop crying and whining Ananda. Seperti kata Penulis Cris Jami (Killosophy-2015), “Like crying wolf, if you keep looking for sympathy as a justification for your actions, you will someday be left standing alone when you really need help”.
THE END
By Zeng Wei Jian



Agnes Marcellina: Ananda Sukarlan yang Kurang Ajar



Ananda Sukarlan yang katanya lulusan SMA Kolese Kanisius, kemudian bersekolah musik di Amerika Serikat, yang katanya juga lulus master summa cum laude, yang katanya menjadi pianis dan composer terkenal secara internasional, yang katanya sudah melahirkan banyak compact disc musik klasik dan lain sebagainya. Pendek kata dikabarkan sebagai orang andal dalam blantika musik klasik seantero dunia.
Dengan segala kehebatannya tersebut ternyata menurut saya Ananda Sukarlan KURANG AJAR. Kurang latih mampu berarti kurang mencar ilmu atau mungkin juga kurang diajar selagi proses pembelajaran mengenai etika, tata krama dan sopan santun selagi dia kecil dan dewasa atau mungkin karena sudah saking terlalu lama melanglang buana ke segala penjuru negeri sehingga dia lupa sopan santun, tata krama dan etika layaknya menyerupai orang Indonesia pada umumnya? Mungkin dia sudah lupa dimana dia terlahir dengan akar budaya dan budpekerti yang menjunjung tinggi nilai nilai budaya Indonesia.
Dalam aktivitas di JIExpo yang diselenggarakan oleh alumi Kolose Kanisius dalam memperlihatkan penghargaan kepada alumni dari banyak sekali generasi tersebut nama Ananda Sukarlan ialah salah satunya yang diberikan penghargaan. Gubernur Anies Baswedan diundang dalam posisinya sebagai pemimpin DKI Jakarta tetapi rupanya Ananda Sukarlan yang KURANG AJAR ini melaksanakan walk out dikala bapak Gubernur sedang melalukan pidato dan diikuti oleh ratusan alumni lainnya.

Kejadian tersebut sungguh memalukan dan mencoreng nama Kolose Kanisius sebagai sebuah lembaga pendidikan yang sudah berusia 90 tahun, yang sudah melahirkan orang orang hebat. Ternyata dalam program yang justru Anada Sukarlan dianggap sebagai orang andal dari lulusan Kolose Kanisius ternyata hanya andal dalam musik tetapi tidak dalam sikapnya, tidak dalam hatinya dan tidak dalam tindakannya. Ternyata orang yang disebut sebut andal itu jiwanya kerdil, pikirannya cupet, dan sanggup melaksanakan tindakan yang sangat tidak terpuji di hadapan orang banyak. Ini ialah sebuah tamparan bagi Kolose Kanisius karena tentu disanalah orang ini sempat mencar ilmu padahal saya yakin bahwa nilai nilai yang diajarkan oleh sekolah Kanius ialah nilai nilai yang baik sesuai dengan fatwa agama Katolik. Sekolah sekolah Kristen mempunyai misi melahirkan insan insan selain berprestasi ialah juga berkepribadian. Hebat dalam ilmu pengetahuan bukanlah satu satunya tujuan pendidikan Katolik.
Dia berbicara “Ini saya tidak ngomong politik, ini soal hati nurani dan nilai kemanusiaan’, ialah suatu penghinaan terhadap intelek kita yang seolah-olah dianggapnya bodoh, tidak paham mana statement politik, mana bunyi hati nurani dan nilai kemanusiaan,” tukasnya.
Apa maksud Ananda Sukarlan ini dengan tidak ngomong politik padahal dirinya dikala itu terang berpolitik. Jelas sikap politiknya yang mungkin berseberangan dengan Anies Baswedan dia ungkapkan dengan cara yang sangat vulgar. Maaf bung, anda tidak sedang berhadapan dengan budaya Barat , anda berada di depan orang orang Indonesia. Kami akan ikut berbangga terhadap anda sebagai orang Indonesia yang ikut mengharumkan nama bangsa tetapi juga diikuti dengan sikap sebagai orang Indonesia yang santun dan berbudaya Timur.
Perbedaan politik janganlah dibawa dalam forum pendidikan dan kebudayaan yang seharusnya justru mempersatukan kita semua sekalipun agamanya berbeda, rasnya berbeda dan pilihan politiknya berbeda.
So buat saya bung Anda Sukarlan, you are NOTHING !!!!
Salam Indonesia Raya,

Agnes Marcellina



Tanggapan Yap Hong Gie Soal Sikap Ananda Sukarlan





 Membaca Siaran Pers dari Perkumpulan Alumni Canisius 86 ijinkan saya tanggapi sbb:
Sungguh merendahkan nilai Canisius, bahwa perayaan kebesaran 90 tahun Canisius di”beraki” oleh sikap politik yang berjiwa kerdil dan wawasan sempit, direpresentasikan oleh Sdr. Ananda Sukarlan.
Terlebih memalukan lagi dia seakan besar hati atas sikap dan statement politiknya yang ditumpangi dalam perayaan Canisius, seolah-olah Cansius ialah ormas politik tertentu.

Seperti statement Ananda: “Ini saya tidak ngomong politik, ini soal hati nurani dan nilai kemanusiaan”, ialah suatu penghinaan terhadap intelek kita yang seolah-olah dianggapnya bodoh, tidak paham mana statement politik, mana bunyi hati nurani dan nilai kemanusiaan.
Adalah kewajiban dan tanggung jawab kita semua untuk menjaga semoga Canisius tidak disusupi oleh anasir-anasir politik, yang ingin menjadikan lembaga pendidikan yang kita cintai ini menjadi suatu onderbouw dan aktivitas partai politik tertentu.
Senin, 13 November 2017
Yap Hong Gie

Jaya Suprana Tanggapi Aksi WO Ananda Sukarlan






 Mas Ananda Sukarlan yang saya hormati, saya merupakan seorang dari sekian banyak pengagum Anda. Tak terlupakan betapa saya terpesona ketika saya memperoleh kehormatan dari Iravati Sudiarso untuk ikut menguji Anda pada ujian tahunan Yayasan Pendidikan Musik di mana Anda pada usia muda belia (sekitar 15-16 tahun) telah berani mempergelar La Campanella mahakarya Franz Liszt. Pada dikala itu saya sudah mencicipi bahwa Anda memiliki bibit, bobot, bakat untuk menjadi seorang pianis yang bagus. Saya merasa besar hati bahwa perasaan saya dahulu itu ternyata kini telah menjadi kenyataan.
Walk Out
Terberitakan oleh Kompas.com 13 November 2017, Anda melaksanakan walk out ketika Gubernur Jakarta, Anies Baswedan memberikan kata sambutan pada program peringatan 90 tahun Kolese Kanisius. Sebagai alasan, Anda menyinggung soal pidato Anies seusai dilantik sebagai Gubernur DKI yang menyinggung duduk perkara pribumi dan non-pribumi. Seusai Anies berpidato dan meninggalkan ruangan, Anda kemudian kembali ke ruangan. Pada dikala Anda memperlihatkan sambutan terhadap penghargaan yang Anda dapatkan, Anda mengkritik panitia yang mengundang seseorang yang menerima jabatannya dengan cara-cara dan nilai-nilai yang tidak sesuai dengan fatwa Kanisius.

Hak Asasi
Sepenuhnya saya sadar bahwa Anda berhak-asasi untuk melaksanakan walk-out terhadap sosok yang tidak Anda sukai. Namun saya tidak tahu apakah Anda telah benar-benar menyimak pidato Anies ketika dilantik menjadi Gubernur Jakarta yang telah menghebohkan itu.
Menurut saya kehebohan itu ialah -dengan meminjam judul sebuah mahakarya Shakespeare, MUCH ADO ABOUT NOTHING alasannya ialah kata pribumi hanya sekali digunakan Anies di dalam pidatonya dan sama sekal bukan dalam konteks SARA namun dalam konteks sejarah penjajahan Nusantara. Sementara Anies sama sekali TIDAK menggunakan istilah non-pribumi. Kebetulan saya mengenal Anies jauh sebelum Anies terpilih menjadi Gubernur Jakarta. Saya berani menjamin bahwa Anies bukan seorang penganut paham diskriminasi SARA.
Wajar
Kurang terang apa yang Anda maksud dengan kalimat seseorang yang menerima jabatannya dengan cara-cara dan nilai-nilai yang tidak sesuai dengan fatwa Kanisius. Namun setahu saya, Anies Baswedan menerima jabatannya dengan cara-cara dan nilai-nilai sesuai dengan peraturan Pilkada yang berlaku pada tahun 2017. Apabila sekali lagi apabila yang dimaksud dengan fatwa Kanisius ialah fatwa tidak membenarkan diskriminasi SARA maka setahu saya pula, Anies Baswedan tidak membenarkan kampanye dirinya dengan isu SARA.
Memang terberitakan bahwa di masjid mau pun gereja pada masa Pilkada kerap terdengar kotbah yang menyarankan umat masing-masing memilih palon masing-masing sesuai selera sang pengkotbah. Seorang sahabat saya tidak memilih Anies jawaban dia tidak seetnis dengan Anies. Banyak sahabat saya yang Nasrani memilih Ahok jawaban percaya bahwa Ahok ialah utusan Jesus Kristus untuk memimpin kota Jakarta bahkan di kemudian hari bangsa Indonesia. Adalah wajar bahwa umat agama atau insan etnis tertentu memilih calon sesuai selera dan keyakinan masing-masing.
Bonus
Yang menyentuh lubuk sanubari saya ialah pernyataan Anies Baswedan kepada Detik.com 13 November 2017 “Saya menghormati perbedaan pandangan. Dan saya memperlihatkan hak kepada siapa saja untuk mengungkapkan dengan caranya. Bagian saya ialah menyapa semua, mengayomi semua. Kaprikornus itu tanggung jawab saya sebagai gubernur. Kaprikornus saya akan menyapa semua mengayomi semua jika kemudian ada reaksi negatif, ya itu bonus saja buat saya”.
Demikian penjelasan saya sebagai upaya meletakkan permasalahan pada porsi dan proporsi yang sebenarnya. Mohon dimaafkan apabila upaya saya tidak berkenan bagi Anda. Anggap saja sebagai suatu kemubaziran seseorang yang naif, dungu, sempit wawasan, serta dangkal tafsir maka tidak perlu dihiraukan. Saya sepaham dengan Anies Baswedan bahwa apabila kemudian ada reaksi negatif terhadap penjelasan saya ini maka saya anggap sebagai bonus buat saya.
Jaya Suprana
Penulis ialah pianis dan komponis yang karya-karyanya telah dipergelar di panggung mancanegara termasuk Esplanade Singapura, Sydney Opera House, Carnegie Hall, New York City
[rmol]


Kepada Sdr Ananda Sukarlan, Apakah Anda Bisa Beri Bukti Bahwa Anies Langgar Nilai-nilai Kanisius?







 Kepada Yth,
Sdr. Ananda Sukarlan
Alumni Kolese Kanisiius
Jakarta
Dengan hormat,
Hari senin (13/11) di sosial media tengah ramai dibahas ihwal pernyataan kontroversial saudara.
Saudara dalam program perlindungan penghargaan Kanisius di Jakarta hari Minggu (12/11) melaksanakan walk out ketika Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tengah melaksanakan pidato dan agresi tersebut juga diikuti oleh sejumlah alumni kanisius dan para hadirin lainnya.
Dalam pidatonya usai mendapat penghargaan, saudara mengkritik panitia penyelenggara dikarenakan telah mengundang seseorang dengan nilai dan integritas yg bertentangan dengan apa yang telah diajarkan kepada para alumni dikala menimba ilmu di kolese Kanisius.
Menurut saudara, masih dalam sambutan tersebut, Anies mendapat jabatannya dengan cara yang tidak sesuai drngan nilai Kanisius.
Berkaitan dengan pidato tersebut, saya ingin bertanya kepada saudara, apakah definisi dari nilai kanisius?
Apakah pernyataan saudara ini menyiratkan bahwa Anies Baswedan berhasil menang dalam Pilgub DKI dengan melaksanakan tindakan diluar kepatutan?
Apakah saudara juga mampu meberikan bukti bahwa Anies Baswedan telah melanggar nilai nilai Kanisius?
Demikian surat terbuka saya ini, kami tunggu jawaban saudara sesegera mungkin. Karena pernyataan saudara teraebut telah menjadikan kegaduhan di masyarakat dan menjadikan penafsiran yang bermacam – macam.

Bambang Sungkono
Ketua FORUM TIONGHOA PEDULI NKRI

08111919112










IMPORTANT, MUST BE READ...

Thank for your attention Aktivis - Tokoh Tionghoa: Ananda Sukarlan is a Whimper! Ananda Sukarlan yang Kurang Ajar !

my blog Aktivis - Tokoh Tionghoa: Ananda Sukarlan is a Whimper! Ananda Sukarlan yang Kurang Ajar !, Have a nice day.

Now you read article Aktivis - Tokoh Tionghoa: Ananda Sukarlan is a Whimper! Ananda Sukarlan yang Kurang Ajar ! this permalink article is http://generasimuslimina.blogspot.com/2017/11/aktivis-tokoh-tionghoa-ananda-sukarlan.html Thank you and Best regards. You Can read nice Tips below. It was always better to choose topics that interest you or in wich you at least have some knowledge about . When creating targeted internet copywriting , you have to stick with your strong points , or everyone will know it . Make a list of all of the things and or topics that you are interested in . . . How much do you know ? Can you tell it as a story ? That is The essence of writing for the web . You Have to know your subject well , or nobody will believe you it is always better to impress someone then upset them . When Writing Targeted Internet Copywriting , you have to choose your appropriate target group of customers . without a target group of customers , you could ramble on incessantly about random subjects for days on end with no essence of a final goal . You always have to keep in mind who your customers are and what they are looking for . . . . . . . . . IMPORTANT, MUST BE READ...

0 Response to "Aktivis - Tokoh Tionghoa: Ananda Sukarlan is a Whimper! Ananda Sukarlan yang Kurang Ajar !"

Posting Komentar