Brutal dan Tendensius, Ahoker Jurnalis Kompas di - Skakmat Netizen

Brutal dan Tendensius, Ahoker Jurnalis Kompas di - Skakmat Netizen - Hallo gues welcome to my blog, you can read this article with title Brutal dan Tendensius, Ahoker Jurnalis Kompas di - Skakmat Netizen, Happy reading

IMPORTANT, MUST BE READ... : Brutal dan Tendensius, Ahoker Jurnalis Kompas di - Skakmat Netizen
Title : Brutal dan Tendensius, Ahoker Jurnalis Kompas di - Skakmat Netizen

Read More


Brutal dan Tendensius, Ahoker Jurnalis Kompas di - Skakmat Netizen

IMPORTANT, MUST BE READ...


 Nibras Nada, demikian nama jurnalis Kompas yang hari ini mendadak tenar sebab mendapat serangan telak dan mematikan dari seorang warganet.

Nibras Nada tentu tak menyangka, tulisannya kemarin wacana banjir di daerah Jalan Padang dan Kompleks IKPN Bintaro berbuah serangan mematikan dari Taufik Rendusara, seorang netizen kritis berjulukan akun @topelucky.

Taufik dengan tajam mengkritisi goresan pena Nibras yang berjudul "Maaf-maaf Ya, Waktu Zaman Pak Ahok Enggak Pernah Banjir...".

Berikut kutipannya:

Sugiyanto, warga Jalan Padang RT 006 RW 002 Ulujami, Jakarta Selatan, mengatakan tak ingat kapan terakhir kali ia merasa waswas ketika hujan tiba. Namun, pada Minggu (12/11/2017) petang, perasaan itu kembali muncul sebab air Kali Pesanggrahan yang terletak beberapa puluh meter dari rumahnya meluap.

"Semalam banjir, jika di depan rumah saya tidak hingga masuk sebab tinggi, tapi di ujung jalan erat jembatan Kali Pesanggrahan hingga sedengkul," kata Sugiyanto ketika ditemui di rumahnya, Senin (13/11/2017) petang.

Menurut Sugiyanto, banjir ini pertama kali dalam kurang lebih empat tahun terakhir. Dulu, banjir memang kerap menyambangi daerah Ulujami yang dilintasi Kali Pesanggrahan. Namun, ketika Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo kala itu menormalisasi Kali Pesanggrahan di Tanah Kusir dan di Pos Pengumben, banjir mulai hilang dari rutinitas warga.

"Maaf-maaf ya, waktu zaman Pak Ahok enggak pernah banjir, gres kali ini aja setelah gubernur baru," ujar Sugiyanto.

Sugiyanto menyebut banjir yang datang semalam memang tidak separah dahulu. Banjir muncul ketika hujan lebat mengguyur dan surut sesaat ketika hujan reda kira-kira pukul 22.00.

Sugiyanto yang sudah tinggal hampir 30 tahun di Jalan Padang mengatakan dulu, banjir biasa merendam atap rumahnya. Ia menyampaikan lekukan di tembok yang kira-kira setinggi 1,5 meter dari permukaan jalan tanda ketinggian rumahnya dulu.

"Rumah saya ini dulu atapnya cuma segini sebab banjir terus alhasil ditinggiin hingga 1,5 meter lagi," katanya.

Banjir sebelum normalisasi Kali Pesanggrahan sangat merugikan warga. Pasalnya, hampir setiap hari banjir terjadi dan memaksa warga mengangkut-angkut barang serta bersih-bersih.

"Dulu kebanjiran hampir setiap hari waktu ekspresi dominan hujan, alhamdulillah begitu zaman Pak Jokowi sudah berkurang banget, terasa enggak pernah banjir lagi," katanya.

Hal yang sama diungkapkan warga IKPN Bintaro, Pal. Warga RW 004, Bintaro, Pesanggrahan, itu mengatakan, genangan yang juga muncul di rumahnya pada Minggu malam yakni genangan pertama setelah hampir empat tahun warga terbebas banjir.

"Iya gres semalam saja banjir, sudah empat tahun ini enggak banjir, kan," kata Pal ketika dihubungi.

Banjir yang terjadi pada Minggu malam, kata Pal, memang tidak sebesar dulu. Air hanya menggenang sekitar 20 sentimeter di beberapa titik. Dulu, banjir mampu menggenangi permukiman warga setinggi 2 meter selama berhari-hari. Namun, semenjak 2013, Kali Pesanggrahan dinormalisasi dan banjir mulai berkurang.

"Ya gara-gara gubernurnya ganti mungkin," kata Pal berseloroh.

Pal kurang mengetahui genangan kembali muncul. Ia mengira selain sebab Kali Pesanggrahan meluap, pompa untuk menyedot air tak kunjung diganti. Di IKPN, ada dua pompa yang berfungsi mengalirkan air limpasan ke Kali ketika ada genangan. Namun, beberapa tahun lalu salah satu pompa rusak.

Taufik dengan keras menuding goresan pena Nibras tak valid. Nibras pun tak terima. Ia menegaskan, tulisannya berdasarkan 2 orang narasumber yang mampu dicek pernyataannya. Nibras bahkan menantang netizen untuk membuat isu tandingan.



masa? iya gitu? mbak @nibrasnada sbg yg bikin artikel ada tanggapan? https://twitter.com/topelucky/status/930253966503374848 
Itu nama sama alamat orang yg ngomong ada di berita. Didatengin aja bikin isu tandingan. Hehehe.


Taufik pun menjawab bahwa ia tinggal di Kompleks IKPN Bintaro, bahkan mengenal narasumber yang disebut Nibras. Taufik juga membongkar kedok narasumber Nibras yang ternyata hendak menjual rumahnya, maka menurut Taufik, Pal menyebut rumahnya tak pernah kebanjiran.

Ya saya tahu Pal tinggal dimana, mau dijual rumahnya, makanya bilang gak banjir 5thn. Masjid di IKPN itu Masjid Al Ikhlas bukan Jami. https://twitter.com/nibrasnada/status/930284284446777344 


Mendapat serangan bertubi-tubi yang mematikan, Nibras pun memilih mlipir dan menyerah.

Taufik Tope Rendusara nama saya. Minggu aja pagi, kau mampu lihat2 tanggul & rumah pompa https://twitter.com/nibrasnada/status/930284284446777344 
Oke Mas. Berarti dari jaman dulu, banjirnya tetap ya belum ada perubahan...


-------

Pelurusan isu Kompas oleh warga sekritis Taufik, memicu netizen mencari tahu jatidiri Nibras. Rupanya, Nibras seorang pendukung Ahok.

Nggak merasa tendensius atau ingin sabung domba. Anglenya jadi begini krn dr 2 warga yg diwawancara tiba2 nyebut nama Ahok waktu saya tanya kapan terakhir banjir. Mereka yang sebut nama Ahok duluan. Bukan saya tanya lho. https://twitter.com/kompascom/status/930033016654544896 
Jejak digital membuktikan mbak ahoker sejati.Masih gagal move on? pic.twitter.com/WNRky0OPPN

 demikian nama jurnalis Kompas yang hari ini mendadak tenar sebab mendapat serangan telak Brutal dan Tendensius, Ahoker Jurnalis Kompas di - Skakmat  Netizen demikian nama jurnalis Kompas yang hari ini mendadak tenar sebab mendapat serangan telak Brutal dan Tendensius, Ahoker Jurnalis Kompas di - Skakmat  Netizen demikian nama jurnalis Kompas yang hari ini mendadak tenar sebab mendapat serangan telak Brutal dan Tendensius, Ahoker Jurnalis Kompas di - Skakmat  Netizen demikian nama jurnalis Kompas yang hari ini mendadak tenar sebab mendapat serangan telak Brutal dan Tendensius, Ahoker Jurnalis Kompas di - Skakmat  Netizen


komentar netizen.

Mas, tolong goresan pena saya dibaca. Saya menulis wacana Jalan Padang dan Komplek IKPN. Bukan Perdatam Ulujami.
Udahlah mbak. Tendensiusnya itu terlihat kok. Datang dari wartawan yg secara personal mendukung Ahok, saya mampu paham. pic.twitter.com/Ic5ovA71o4

 demikian nama jurnalis Kompas yang hari ini mendadak tenar sebab mendapat serangan telak Brutal dan Tendensius, Ahoker Jurnalis Kompas di - Skakmat  Netizen


...Gokil, wartawan Kompas dibeginikan...Bagus sih, mau framing zaman Ahok ga banjir di daerah sana, ternyata banjir juga. (``,) https://twitter.com/topelucky/status/930281131785691136 






IMPORTANT, MUST BE READ...

Thank for your attention Brutal dan Tendensius, Ahoker Jurnalis Kompas di - Skakmat Netizen

my blog Brutal dan Tendensius, Ahoker Jurnalis Kompas di - Skakmat Netizen, Have a nice day.

Now you read article Brutal dan Tendensius, Ahoker Jurnalis Kompas di - Skakmat Netizen this permalink article is http://generasimuslimina.blogspot.com/2017/11/brutal-dan-tendensius-ahoker-jurnalis.html Thank you and Best regards. You Can read nice Tips below. It was always better to choose topics that interest you or in wich you at least have some knowledge about . When creating targeted internet copywriting , you have to stick with your strong points , or everyone will know it . Make a list of all of the things and or topics that you are interested in . . . How much do you know ? Can you tell it as a story ? That is The essence of writing for the web . You Have to know your subject well , or nobody will believe you it is always better to impress someone then upset them . When Writing Targeted Internet Copywriting , you have to choose your appropriate target group of customers . without a target group of customers , you could ramble on incessantly about random subjects for days on end with no essence of a final goal . You always have to keep in mind who your customers are and what they are looking for . . . . . . . . . IMPORTANT, MUST BE READ...

0 Response to "Brutal dan Tendensius, Ahoker Jurnalis Kompas di - Skakmat Netizen"

Posting Komentar